Senin, 27 Desember 2010

Duplikat Bendera Pusaka



Pada tahun 1968, kondisi bendera pusaka sudah sangat tua dan robek di keempat sudutnya. Husain Mutahar mengusulkan pembuatan bendera duplikat yang dibuat dari bahan kain sutera. Pewarna dan alat tenun asli Indonesia. Lalu ditenun tanpa jahitan antara merah dan putihnya. Sayang, gagasan itu tidak sampai karena keterbatasan yang ada.

Pembuatan duplikat bendera pusaka dilaksanakan oleh Balai Penelitian Tekstil Bandung, dibantu PT Ratna di Ciawi Bogor. Syarat yang ditentukan Mutahar tidak terlaksana karena bahan pewarna asli Indonesia tidak meiliki warna merah standar bendera. Sementara penenunan dengan alat tenun asli bukan mesin akan memakan waktu terlalu lama.

Duplikat akhirnya dibuat dengan bahan sutera, namun menggunakan bahan warna import dan ditenun dengan mesin. Bendera duplikat itu kemudian dibagi – bagikan ke seluruh daerah tingkat I, tingkat II dan perwakilan Indonesia di luar negeri pada 5 Agustus 1969.

Duplikat bendera pusaka yang sekarang dikibarkan di tiang 17 Istana Merdeka setiap 17 Agustus, dibuat dari kain bendera ( wool ). Bagian merah terdiri dari tiga potongan kain memanjang begitu juga kain putihnya yang berwarna agak kekuningan. Seluruh potongan itu disatukan dengan mesin jahit dan pada salah satu bagian pinggirnya dipasangi sepotong tali inti. Pemasangannya di tali tiang tidak satu persatu ( seperti pada duplikat bendera pusaka hasil karya Balai Penelitian Tekstil ), tapi cukup diikatkan pada kedua ujung tali intinya.

0 Comment:

Posting Komentar

News