Sabtu, 14 Mei 2011

Tampil Percaya Diri (2)


Apa yang Anda rasakan sesaat sebelum tampil melakukan presentasi di depan umum? Apakah telapak tangan
Anda berkeringat, kerongkongan kering dan tercekat, wajah memerah, suara bergetar, jantung berdebar, dan perut mulas? Penderitaan semacam ini tak hanya Anda alami saat berbicara di hadapan ratusan orang yang tidak Anda kenal, tetapi juga saat rapat bersama rekan-rekan Anda sendiri.

Pada saat itu, Anda sebenarnya sedang mengalami sindrom tidak percaya diri. Penyebabnya, entah karena Anda memang tidak terbiasa berbicara di depan umum, atau tidak siap tampil. Hal ini tak hanya dialami oleh Anda yang baru pertama kali menjadi pembicara. Bahkan orang yang sudah sering tampil sebagai public speaker pun masih sering mengalaminya. Mengapa hal itu bisa terjadi? Bisa karena belum mempersiapkan diri dengan materi, bisa pula karena tidak tahu siapa hadirin yang dihadapi.

Membangun kepercayaan diri Menurut Alexander Sriewijono, psikolog yang juga pendiri TALK-inc, School for TV Presenter-MC, seorang pembicara yang sukses selalu tahu cara membangkitkan kepercayaan dalam dirinya, sebaik ia tahu cara membawakan pidato atau presentasinya. Apalah artinya kata-kata yang hebat apabila tidak disertai keyakinan pada saat menyampaikannya.

Untuk membangun kepercayaan diri, ada tiga strategi yang dapat dilakukan:
Mengembangkan sikap matang, yang terdiri atas tiga hal:

1. Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi dan rasa takut yang muncul dalam dirinya, dan menjadikan emosi itu sebagai pemacu untuk bertindak sesuai tujuan yang ingin dicapai.

2. Tampilkan kematangan usia, sehingga Anda dapat menyampaikan gagasan dan perasaannya secara dewasa, asertif, dan profesional. Artinya, Anda tidak berbicara seperti remaja, menggunakan gaya bahasa remaja (kecuali saat berbicara di forum remaja), atau berpikir dangkal seperti remaja yang belum mampu berpikir kritis.

3. Membangun gambaran yang positif terhadap diri sendiri. Penilaian orang lain terhadap diri kita (impression) sering mempengaruhi penilaian kita tentang diri sendiri (self-image). Penilaian yang buruk membuat kita jadi rendah diri. Bagi orang yang memiliki penghargaan diri (self-esteem) yang rendah, penilaian orang lain terhadap dirinya membuat ia menjadi terpuruk. Inilah mengapa kita cemas atau takut tidak tampil bagus, takut ditertawakan, takut salah, dan seterusnya.

Kendalikan penghambat kepercayaan diri Anda, yang umumnya ada tiga hal:

1. Cara berpikir negatif terhadap diri sendiri, seperti perasaan tidak siap tampil di depan umum, tidak menguasai topik, takut dikritik, takut presentasinya akan mengecewakan, tidak tahu apa yang harus disampaikan, dan lain-lain. Jelas bukan hadirin yang membuat Anda tidak percaya diri, melainkan pikiran negatif Anda sendiri.

2. Nyatakan perasaan atau pikiran Anda dengan lebih spesifik, apakah sedih, takut, kecewa, kesepian, dan sebagainya; bukannya “saya merasa kacau”. Ketika mengekspresikan perasaan marah, jelaskan dulu perilaku spesifik yang tidak Anda sukai, lalu perasaan Anda sendiri. Atau bila ada perasaan ganda mengenai sesuatu, sampaikan dengan jelas. Misalnya, “Saya punya perasaan ganda tentang apa yang baru Anda lakukan. Saya senang dan berterima kasih Anda telah membantu saya menjelaskan masalah, tapi saya tidak suka diinterupsi ketika belum selesai berbicara.” Penggunaan kata “Saya” atau “Saya merasa” akan membantu Anda mengekspresikan perasaan yang sulit tanpa menyerang harga diri lawan bicara.

3. Cara Anda menempatkan diri yang terlalu rendah atau terlalu tinggi di hadapan orang lain. Pembicara yang memandang dirinya lebih dari orang lain tidak dapat menciptakan atmosfer yang positif dalam suatu presentasi. Ia berbicara terus-menerus, mendominasi percakapan, dan tidak memberikan kesempatan pada hadirin untuk mengungkapkan gagasan, sehingga komunikasi berlangsung satu arah. Sebaiknya, pembicara yang merasa dirinya lebih rendah daripada hadirin cenderung tidak tegas ketika menyampaikan suatu pesan yang harus diwujudkan dalam tindakan. Ia membiarkan hadirin mendebat argumentasinya tanpa hasrat kuat untuk mempertahankannya. Ketika hadirin asyik berbicara sendiri, ia tidak berani memperingatkannya.

Atasi rasa takut Anda. Anda bisa membiarkan rasa takut menguasai pikiran, atau justru menggunakannya untuk membuat latihan berbicara yang maksimal. Ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan sebelum menyampaikan presentasi:

� Atur nafas sampai merasa tenang.
� Buat jeda beberapa saat sebelum memulai pidato.
� Yakini bahwa tanda-tanda kecemasan fisik itu tak terlihat.
� Jangan biarkan hadiri mengetahui kegugupan Anda, apalagi meminta maaf untuknya.
� Buatlah persiapan matang sebelum tampil.
� Terimalah ketidaksempurnaan.
� Jangan terbebani oleh penampilan, fokuslah pada komunikasi.
� Jangan membebani pikiran dengan berusaha menghafal isi pidato.
� Gunakan alat-alat bantu untuk mengalihkan kecemasan.
� Bayangkan diri Anda tengah memberikan pidato yang bagus dan kuat.

Rasa percaya diri bukan karunia tetapi hasil dari upaya yang terus-menerus untuk membangunnya. Rasa percaya diri sangat penting bagi kebahagiaan dan sukses anda.
“Ketika anda memiliki rasa percaya diri, maka anda akan tahu bagaimana caranya harus hidup” (Goethe)
“Rasa Percaya diri adalah kunci RAHASIA PERTAMA dari sukses seseorang” (Ralp Waldo Emerson)

Ingatlah untuk selalu bersikap wajar. Hindari sikap yang dibuat-buat, pura-pura, over acting, atau mencari perhatian.

Perhatikanlah sikap tubuh anda. Hindari sikap yang berkesan malas, loyo dan tidak bergairah. Belajarlah dari bintang-bintang film di televisi. Anda pasti bisa menilai perbedaan sikap orang yang PD dan yang kurang PD.

Ketika bicara, perhatikanlah nada suara. Usahakanlah untuk melafalkan kata dengan jelas, tidak menggumam, mendesis atau berbisik. Selain itu, pandanglah mata lawan bicara, jangan menunduk atau memandang ke arah lain.

Biasakanlah mengucapkan kata terima kasih dengan mantap dan tulus.

Bersikaplah tegas. Jangan berkata “YA” pada saat hendak mengatakan “TIDAK”. Menjadi ‘Yes Man’ mungkin aman tapi tidak sehat bagi diri anda.

Lakukanlah segera apa yang bisa dilakukan sekarang. Hindari kebiasaan menunda-nunda dengan alasan malas atau tidak suka melakukannya. Penundaan bisa menghambat perkembangan rasa percaya diri.

Kenalilah kelebihan, kekurangn dan kelemahan diri sendiri. Kembangkanlah potensi diri anda dan perbaikilah kekurangan. Terimalah kelemahan yang tidak bisa diubah, dan beranilah mengubah kelemahan yang bisa diubah.
Berusahalah untuk selalu tampil rapih dan bersih. ‘You feel great when you look good’. Anda akan merasa nyaman ketika anda tampil dengan baik.

Berusahalah untuk memperluas wawasan dan menambah pengetahuan. Orang yang percaya diri umumnya bukan tipe katak dalam tempurung

Berusahalah untuk menjadi ahli atau profesional dalam bidang tertentu meskipun tidak menjanjikan popularitas. Misalnya piawai dalam memetik gitar, ahli memperbaiki motor, fasih berbahasa asing, jago main tennis, dsb.

Bila diperlukan, jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain. Namun berjiwa besarlah untuk menerima penolakan.

Hindari kebiasaan mengeluh dan menggerutu. Curahkanlah isi hati hanya kepada orang yang tepat.

Kendalikanlah perasaan-perasaan negatif. Jangan larut dalam perasaan sedih, frustasi, iri hati dan sakit hati.

Semua itu bisa merusak rasa percaya diri.

Ketika membicarakan orang lain, bicarakanlah kelebihan dan kebaikannya saja, bukan kekurangan atau keburukannya. Pribadi yang percaya diri tidak merasa Superior dengan menjelekkan orang lain dan tidak merasa Inferior karena memuji orang lain.

Bila memungkinkan, bantulah orang lain menyelesaikan masalahnya. Tetapi bukan untuk ikut campur urusannya.

Beranilah mengakui kesalahan, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Jangan menutup-nutupinya.

Beranilah mencoba hal-hal baru yang menantang atau yang selama ini anda hindari dengan alasan takut. Misalnya, bicara dengan orang asing, mengikuti lomba karaoke, mengirim puisi ke majalah, bergabung dengan pencinta alam, dsb.

Jangan memberi gelar konyol kepada diri sendiri. Dan jangan mau juga ditempel gelar konyol oleh orang lain. Misalnya: si gembrot, si gentong, si penakut, dsb.

Nikmatilah hidup. Tenangkanlah pikiran yang kacau, lepaskanlah beban dan raihlah kegembiraan. Carilah aktifitas yang menyenangkan. Misalnya berenang, baca novel, nonton, mancing, atau apa saja yang anda senangi.

Bayangkanlah diri anda sebagai pribadi yang percaya diri, dan bersikaplah sebagai orang yang percaya diri. Lama kelamaan anda akan benar-benar lebih percaya diri.

3 Comment:

dian mengatakan...

arTikel'a bagus banget,makasieh ea,,,,

dian mengatakan...

Artikelnya bagus banget,,,
makasih yae,,,

FazaF Community mengatakan...

@dian : kembali kasih... :)
terima kasih atas kunjungannya... ^^

Posting Komentar

News