Sabtu, 05 Februari 2011

Hikmah Sebuah Ma'af Rosulullah SAW


Alkisah seorang lelaki bernama Tsumamah bin Itsal dari Kabilah Al Yamamah pergi ke Madinah dengan tujuan hendak membunuh Rosulullah SAW. Segala persiapan telah matang, persenjataan sudah di sandangnya, dan ia pun sudah masuk ke kota suci tempat Rosulullah tinggal itu. Dengan semangat meluap – luap ia mencari majlis Rosulullah, langsung didatanginya untuk melaksanakan maksud tujuannya. Tatkala Tsumamah datang, Umar bin Khatab ra. Yang melihat gelagat buruk pada penampilannya menghadang.

Umar bertanya, “Apa tujuan kedatanganmu ke Madinah?, Bukankah engkau seorang musrik?”

Dengan terang – terangan Tsumamah menjawab, “Aku datang ke negeri ini hanya untuk membunuh Muhammad!”.

Mendengar ucapannya, dengan sigap Umar langsung memberangusnya. Tsumamah tak sanggup melawan Umar yang perkasa, ia tak mampu mengadakan perlawanan. Umar berhasil merampas senjatanya dan mengikat tangannya kemudian dibawa ke masjid. Setelah mengikat Tsumamah di salah satu tiang masjid, Umar segera melaporkan kejadian ini pada Rosulullah.

Rosulullah SAW segera keluar menemui orang yang bermaksud membunuhnya itu. Setibanya ditempat dimana dia diikat, beliau mengamati wajah Tsumamah baik – baik, kemudian berkata kepada para sahabatnya, “Apakah diantara kalian yang sudah memberinya makan?”.

Para shahabat Rosul yang ada disitu tentu saja kaget dengan pertanyaan Rosulullah SAW. Umar yang sejak tadi menunggu perintah Rosulullah untuk membunuh orang ini seakan tidak percaya dengan apa yang didengarnya dari Rosulullah. Maka Umar pun memberanikan diri bertanya, “Makanan apa yang anda maksud wahai Rosulullah?, Orang ini datang kesini ingin membunuh bukan ingin masuk islam!”. Namun Rosulullah tidak menghiraukan sanggahan Umar. Beliau berkata, “Tolong ambilkan segelas susu dari rumahku, dan buka tali pengikat itu”.

Walaupun merasa heran, Umar mematuhi perintah Rosulullah. Setelah memberi minum Tsumamah, Rosulullah dengan sopan berkata, “Ucapkanlah Laa iLLaha iLL-LLah (Tiada Tuhan Selain Allah).” Si musyrik itu menjawab dengan ketus, “Aku tidak akan mengucapkannya!”. Rosulullah membujuk lagi, “Katakanlah, Aku bersaksi tiada ilah selain Allah dan Muhammad Rosul Allah.” Namun Tsumamah tetap berkata dengan nada keras, “Aku tidak akan mengucapkannya”.

Para shahabat Rosul yang turut menyaksikan tentu saja menjadi geram terhadap orang yang tak tahu untung itu. Tetapi Rosulullah mulai membebaskan dan menyuruhnya pergi. Tsumamah yang musyrik itu bangkit seolah – olah hendak pulang ke negerinya. Tetapi belum berapa jauh dari masjid, dia kembali kepada Rosulullah dengan wajah ramah berseri. Ia lalu berkata “Ya Rosulullah, aku bersaksi tiada ilah selain Allah, dan Muhammad Rosul Allah”.

Rosulullah SAW tersenyum dan berkata. “Mengapa engkau tidak mengucapkannya ketika aku memerintahkan kepadamu?” Tsumamah menjawab, “aku tidak mengucapkannya ketika masih belum kau bebaskan karena khawatir ada yang menganggap aku masuk islam karena takut kepadamu. Namun setelah engkau bebaskan, aku masuk islam semata-mata karena mengharap keridhoan Allah Robbul-Allamin.”

Pada suatu kesempatan, Tsumamah bin Itsal berkata, “Ketika aku memasuki kota Madinah, tiada yang lebih kubenci dari Muhammad. Tetapi setelah aku meninggalkan kota itu, tiada seorang pun dimuka bumi yang lebih kucintai selain Muhammad Rosulullah.”



Teman – teman……..

Apakah kita pengikut ajaran Beliau??

Tetapi sejauh mana kita bisa memaafkan kesalahan orang??

Seberapa besar kita menghargai dan mencintai sesama???

Kalau tidak maka kita perlu menanyakan kembali ikrar kita yang pernah kita ucapkan sebagai tanda kita pengikut Beliau……….

Lihatlah kejadian di mesir akhir - akhir ini, seperti itukah seorang muslim???
Dengan saling menghujat, melempar, memukul, menyakiti, bahkan MEMBUNUH saudara mereka sendiri……

PANTASKAH SEMUA ITU HANYA DEMI SEBUAH MEMENUHI HASRAT DAN KEPENTINGAN DUNIA YANG SESAAT INI????

ASTAQFIRULLAH HAL ADZIM………. ~_~

Perlu kalian semua ketahui sesungguhnya Rosulullah SAW adalah contoh yang sempurna bagi seorang manusia biasa. Beliau adalah Nabi Terbesar, Beliau adalah Suami yang sempurna, Bapak yang Sempurna, Pimpinan yang sempurna, Teman dan Sahabat yang Sempurna, Tetangga yang Sempurna. Maka tidak salah jika Allah SWT mengatakan bahwa Beliau adalah Teladan Yang Sempurna….

Semoga sholawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada Beliau dan keluarga Beliau. Junjungan dan Teladan kita yang oleh Allah SWT telah diciptakan sebagai Manusia Yang Sempurna.

Salam ‘alaika ya Rosulullah…….. ^_^


Dan Salam Perubahan Untuk Kalian Semua........

0 Comment:

Posting Komentar

News